Senin, 21 September 2015

PERAHU BAGANDUANG LUBUK JAMBI





PERAHU BAGANDUANG LUBUK JAMBI Perahu baganduang mempunyai arti dua atau tiga perahu yang dirangkai/ diikat menjadi satu (diganduang) menggunakan bambu dan dihiasi oleh berbagai simbol adat yang berwarna-warni. Festival Perahu Baganduang merupakan sebuah atraksi budaya khas masyarakat Kuantan Mudik berupa parade sampan tradisional yang dihiasi berbagai ornamen dan warna-warni yang menarik. Festival menghias sampan tradisional atau jalur ini diselenggarakan pada saat memasuki Hari Raya Idulfitri. Tiap desa yang ada di daerah Kuantan Mudik dalam festival ini biasanya mengirimkan perwakilan perahunya untuk dinilai. Dewan jurinya terdiri dari tokoh adat,ninik mamak dan pemerintah kabupaten yang akan menilai keindahan dan kelengkapan adat yang ada pada perahu peserta. Perahu peserta yang memiliki kriteria lebih, dari sisi keindahan dan adat, akan ditetapkan sebagai pemenang. Festival Perahu Baganduang ini diadakan sekali dalam setahun, tepatnya dalam memeriahkan hari Raya Idul Fitri.

Festival Perahu Baganduang diadakan di Lubuk Jambi Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau. Lubuk Jambi berjarak 21 Km ke arah kiliran jao dari Kota Teluk Kuantan. Lubuk Jambi Terkenal dengan "Lomang Batang"-nya. Yakni sebuah makan khas daerah yang berbahan dasar beras pulut yang dimasukkan kedalam potongan banmbu sebagai wadah memasaknya. Di wilayah kecamatan Kuantan Mudik juga terdapat beberapa objek wisata alam yang patut dikunjungi apabila kita pergi kesana. yakni nya wisata alam air tejun guruh gemurai, yang terletak di desa kasang kira-kira 7 km dari pusat kota Lubuk Jambi. Ada pula wisata alam air terjun yang terdapat di desa cengar yang berjarak 10 km dari pusat kota lubuk jambi

Festival yang merupakan simbol adat masyarakat Kuantan ini sebenarnya memiliki sejarah panjang. Konon, tradisi berlayar dengan perahu baganduang telah ada semenjak masa kerajaan-kerajaan dahulu. Perahu ini biasanya dipakai oleh raja sebagai sarana transportasi. Lambat laun tradisi berlayar ini kemudian dipakai untuk mengantar air jeruk (limau) oleh menantu ke rumah mertua dalam tradisi menyambut Hari Raya Idulfitri. Dalam tradisi masyarakat Kuantan, memang terdapat kebiasaan ritual mandi jeruk (mandi balimau), sebagai simbol perbersihan diri pada pagi hari menjelang Hari Raya Idulfitri. Nah, kebiasaan menggunakan perahu tersebut dirawat dan dipelihara masyarakat setempat dan kini diwujudkan melalui Festival Perahu Baganduang.

Festival Perahu Baganduang merupakan acara lomba yang terbilang ramai dan sekaligus merupakan ritual yang mencerminkan kebesaran adat masyarakat Kuantan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari antusiasme kedatangan masyarakat Kuantan serta pernak-pernik hiasan perahu yang digunakan dalam festival ini. Wisatawan yang berkunjung ke festival ini dapat menyaksikan parade perahu yang di atasnya dibangun rumah-rumahan yang dihiasi dengan berbagai simbol adat yang berwarna-warni, yang sering dinamakan oleh masyarakat setempat dengan nama gulang-gulang. Rumah-rumahan yang dibangun di atas perahu tersebut juga dilengkapi dengan umbul-umbul dan peralatan pusaka tradisional yang ikut menambah cita rasa tersendiri bagi perayaan festival ini. Beberapa foto festiva Perahu Beganduang berikut kami ambil pada pestival hari raya idul fitri tahun 2015


Rabu, 25 Februari 2015

PACU JALUR "PALOPA ONAU"

Pacu Jalur "Palopa Onau" termasuk salah satu permainan tradisional masyarakat di Rantau Kuantan. Konon permainan ini sudah ada sejak zaman dahulu, tidak tahu kapan pastinya. Permainan ini termasuk permainan musiman, biasanya ramai dimainkan setelah di helatnya Pacu Jalur di Taluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi ( lengkapnya baca : http://ariansi-sebelas.blogspot.com/2013/07/pacu-jalur-taluk-kuantan.html )

Jalur "Palopa Onau" atau jalur-jaluran ini dibuat dari pelepah enau, dengan panjang 1,5 meter sampai 3 meter, diameter sebesar ibu jari atau lebih sesuai dengan keinginan, dibentuk atau diraut menggunakan parang atau pisau dengan bentuk sedemikian rupa, biasanya dibagian kepala lebih besar dibanding bagian ekor. Kemudian di cat dengan motif sebagus mungkin layaknya jalur besar dan diberi nama-nama yang unik.

Jalur "Palopa Onau" dimainkan oleh orang laki-laki, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Cara memainkannya adalah dengan meluncurkan jalur dengan tenaga dan teknik diatas tanah atau aspal ( bukan diatas air layaknya pacu jalur sungguhan). Pada mulanya permainan ini dilakukan pada sore atau pagi hari tapi sekarang sudah ada diadakan pada malam hari, dengan memasang lampu penerangan pada arena permainan. Permainan ini bisa dilakukan dengan mengadu dua buah jalur, siapa yang luncurannya paling jauh dialah pemenangnya, bila peserta sangat banyak maka bisa dilakukan dengan lima buah jalur sekali adu. Berikut adalah potret kami tentang kegiatan pacu jalur "palopa onau" di Kelurahan Pasar Benai Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi.








BENAI DARI SUDUT LAIN